Bandung – Komisi Nasional Disabilitas (KND) secara resmi meluruskan isu yang beredar luas terkait dugaan pengusiran siswa-siswi Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran di Kota Bandung. KND menegaskan bahwa informasi mengenai pengusiran tersebut tidak benar dan merupakan bentuk miskomunikasi yang kini telah diselesaikan bersama para pihak terkait di Jawa Barat.

Isu ini mencuat ke ruang publik, termasuk media sosial, setelah adanya kekhawatiran dari sebagian pihak mengenai nasib para siswa tunanetra di SLBN A Pajajaran terkait rencana renovasi bangunan dan keberadaan Sekolah Rakyat di kompleks Sentra Wyata Guna, tempat SLBN tersebut berlokasi. Kekhawatiran muncul bahwa siswa SLBN A Pajajaran akan direlokasi paksa atau bahkan diusir dari tempat belajar mereka.

Menanggapi keresahan tersebut, KND segera turun tangan dengan mengunjungi Bandung dan bertemu langsung dengan berbagai pihak terkait, termasuk perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kementerian Sosial (Kemensos), pihak sekolah SLBN A Pajajaran, serta perwakilan orang tua siswa.

Plt. Ketua Komisioner KND, Jonna A. Damanik, menjelaskan hasil pertemuan dan klarifikasi yang telah dilakukan. “Ada dinamika di media sosial soal anak-anak kita di SLBN A Pajajaran yang merasa terancam relokasi atau bahkan diusir dari tempat belajar. Kami pastikan tidak ada pengusiran. Kami juga sudah bertemu semua pihak di Jawa Barat dan bersama-sama meluruskan miskomunikasi ini,” ujar Jonna A. Damanik dalam keterangannya.

Menurut KND, isu pengusiran siswa SLBN A Pajajaran sama sekali tidak benar dan tidak ada kebijakan dari Kementerian Sosial atau pihak lain yang bertujuan untuk menggusur atau mengusir siswa-siswi dari sekolah tersebut. Jonna A. Damanik menekankan bahwa jika pun ada relokasi yang terjadi, hal itu semata-mata karena kebutuhan renovasi infrastruktur di kompleks Sentra Wyata Guna. Renovasi ini justru bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan ruang belajar yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas.

KND juga menegaskan bahwa keberadaan Sekolah Rakyat yang direncanakan akan beroperasi di area yang sama dengan SLBN A Pajajaran tidak akan menggusur atau meniadakan SLBN tersebut. Sebaliknya, telah ada kesepakatan antara semua pihak bahwa SLBN A Pajajaran dan Sekolah Rakyat akan berjalan berdampingan secara damai dan saling mendukung proses pembelajaran.

“Kalaupun ada relokasi, itu karena kebutuhan renovasi infrastruktur. Kita juga sudah sepakati, jika nanti Sekolah Rakyat hadir di sana, maka akan berjalan berdampingan secara damai,” jelas Jonna.

Kemensos melalui Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial juga sebelumnya telah menyampaikan klarifikasi serupa, membantah adanya isu pengusuran dan menegaskan komitmen untuk tetap memfasilitasi keberadaan SLBN A Pajajaran di Sentra Wyata Guna, bersamaan dengan rencana pengembangan Sekolah Rakyat. Pemanfaatan fasilitas di Sentra Wyata Guna akan dilakukan bersama untuk berbagai kepentingan pendidikan dan rehabilitasi sosial.

KND berharap agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumbernya dan tidak menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya terkait kasus ini. Semua pihak diajak untuk mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang inklusif, harmonis, dan saling menghargai, di mana anak-anak penyandang disabilitas tetap mendapatkan hak pendidikan mereka secara adil dan setara.

Komitmen KND untuk memastikan hak pendidikan yang layak bagi penyandang disabilitas tetap menjadi prioritas utama. Mereka akan terus memantau perkembangan di SLBN A Pajajaran dan memastikan bahwa renovasi yang dilakukan benar-benar bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusif tanpa merugikan siswa yang ada.

Dengan adanya klarifikasi dari KND dan Kemensos, diharapkan polemik mengenai dugaan pengusiran siswa SLBN A Pajajaran dapat mereda. Fokus kini beralih pada bagaimana proses renovasi dapat berjalan lancar dan bagaimana SLBN A Pajajaran serta Sekolah Rakyat nantinya dapat bersinergi dan hidup berdampingan secara harmonis di kompleks Sentra Wyata Guna, memberikan manfaat optimal bagi seluruh komunitas pendidikan di sana.